COELENTARATA
(Y, Coeles: rongga;
enteron: usus)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Dasar
Teori
Coelentarata tubuhnya simetris radial, diploblastik
(terdiri dari dua lapisan sel, yaitu ektodermis dan gastrodermis/ endodermis)
hewan ini ditengah-tengah tubuhnya mempunyai rongga yang disebut rongga
gastrovaskuler yang berfungsi sebagai usus, yaitu sebagai alat pencernaan dan
pengedar sari makanan.
Pada Coelentarata hanya terdapat satu lubang yang
dianggap sebagai mulut, serta disekitarnya dilengkapi tentakel yang berfungsi sebagai
alat gerak, penangkap mangsa dan untuk memasukkan makanan kedalam mulutnya.
Tidak mempunyai usus, tidak ada kepala dan belum mempunyai organ dan system
organ pada tubuhnya.
Semua Coelentarata hidup di air, sebagian besar
hidup di air laut dan sebagian kecil hidup di air tawar, contohnya Hydra.
Coelentarata memiliki dua macam bentuk tubuh, yaitu
polip sifatnya sessile (hidup melekat
pada suatu tempat) dan nedusa yang biasa hidup berenang bebas dalam air.
Beberapa Coelentarata bermanfaat menjadikan taman
laut yang indah memiliki nilai ekonomi yang penting.
1.2
Tujuan
1. Observasi
bermacam-macam bentuk Coelentarata
2. Menentukan
kedudukan dalam klasifikasi
1.3
Alat
dan Bahan
a. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini
adalah mikroskop dan perlengkapannya, kaca objek, kaca penutup, pipet tetes,
kaca arloji, loupe.
b. Bahan
Bahan yang digunakan adalah preparat
segar, awetan hydra, beberapa awetan basah dan kering Coelentarata.
1.4
Prosedur Kerja
a. Mengambil
Hydra segar dengan menggunakan pipet ke dalam arloji yang berisi air bersih.
Memeperhatikan gerakannya (salto atau merangkak). Mengamati dibawah binokuler
atau loupe, diukur kira-kira berapa besar Hydra yang diamati? Memperhatikan
warnanya, mengelompokkan berdasarkan jenis Hydra tersebut!
b. Morfologi
(struktur tubuh Hydra)
Menunjukkan
dan mengamati bagian-bagian dibawah ini:
§ Cakram
basal (bagian dasar) untuk melekatkan diri
§ Ujung
atas (conus) terdapat mulut dan dikelilingi oleh tentakel-tentakel.
Berapa
jumlahnya? Apakah fungsi tentakel dilengkapi oleh Nematocyt?
§ Tangkai
tubuh (batang)
§ Tunas
dibentuk hasil reproduksi secara aseksual sedangkan reproduksi seksualnya
menghasilkan testis dan ovarium. Bagaimana letak masing-masing organ tersebut?
§ Untuk
pengamatan Obelia, mengambil sebagian ujung Obelia ditempatkan pada kaca objek
yang telah ditetesi air, lalu ditutup dan mengamati dibawah mikroskop
monokuler, menunjukkan bagian-bagian yang terdapat dalam koloni dewasa dan
Obelia seperti perisarc, Coenosarc, Gonangium, dan Hydranth.
§ Untuk
pengamatan Coelentarata lain cukup menggunakan loupe saja.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil
pengamatan
No
|
Nama
spesies
|
Simetris
tubuh
|
Bentuk
polip
|
Bentuk medusa
|
Mulut
|
Tentakel
|
Cakram
basal
|
Gastro-vaskuler
|
Keran-gka
|
Classis
|
1.
|
Fungiarepanda
|
Radial
|
ü
|
-
|
ü
|
-
|
ü
|
ü
|
Silikat
|
Anthozoa
|
2.
|
Stichodactyle gigantea
|
Radial
|
ü
|
-
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
Silikat
|
Anthozoa
|
2.2 Pembahasan
Pada
praktikum kali ini, kita mengamati hewan yang memiliki tulang belakang
(Invertebrata) yang berasal dari phylum coelentarata. Coelenterata
berasal dari kata Yunani: koilos + enteron; Koilos = rongga, enteron = usus,
sering disebut sebagai hewan berongga.
Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh,
dan mulut. Coelenterata yang berbetuk medusa tidak memiliki bagian kaki.
Coelenterata pada fase polip umumnya hidup soliter (sendiri), tapi ada pula
yang membentuk koloni, melekat pada dasar perairan, tidak dapat bergerak bebas,
asehingga menyerupai tumbuhan yang tertambat. Di dalam tubuh polip ini terdapat
rongga gastrovaskuler yang fungsinya sebagai usus. Di bagian atas terdapat
mulut dan tentakel untuk berperan untuk menangkap mangsa. Tentakel punya sel
racun (knidoblast) atau sel penyengat (nematosis) Polip merupakan fase vegetatif pada
coelenterata, karena bisa melakukan fragmentasi pemutusun bagian dari tubuhnya
itu untuk membentuk individu baru .
Selain fase polip, terdapat pula fase medusa. Fase medusa merupakan fase
generatif (seksual), dimana pada fase ini menghasilkan sel telur dan sel
sperma. Medusa dapat melepaskan diri dari induk dan berenang bebas di perairan.
Bentuknya seperti payung dan punya tentakel yang melambai-lambai. Kita biasa
menamakannya dengan ubur-ubur .
Coelenterata mempunyai rongga besar di tengah-tengah tubuhnya yang
berfungsi seperti usus pada hewan-hewan tingkat tinggi. Rongga itu disebut
rongga Gastrovaskuler. Simetri tubuhnya Radial dan terdapat Tentakel disekitar
mulutnya yang berfungsi untuk menangkap dan memasukkan makanan ke dalam
tubuhnya. Tentakel vang dilengkapi sel Knidoblas yang mengandung racun sengat
disebut Nematokis (ciri khas dari hewan berongga). Coelenterata termasuk hewan
diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm
(epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis). Ektoderm berfungsi
sebagai pelindung sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan. Sel-sel
gastrodermis berbatasan dengan coelenteron atau gastrosol.
Sistem saraf terdapat pada mesoglea.
Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan
gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.
Sebagian besar Coelenterata hidup di laut kecuali hydra sp. dan beberapa
jenis lainnya. Hewan tersebut mempunyai dua fase bentuk tubuh yaitu fase Polip
dan fase Medusa. Polip adalah fase saat hewan melekat pada suatu substrat
(tidak dapat berpindah) sedangkan medusa adalah fase saat hewan dapat bergerak
bebas.
Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan
memangsa plankton dan hewan kecil di air. Mangsa menempel pada knodosit dan
ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut. Habitat Coelenterata
seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.Sebagaian besar hidup
dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada
yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat
berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas
melayang di air.
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan
seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas. Pembentukan
tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip. Tunas tumbuh di
dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk
koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan
sperma).G amet dihasilkan oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa
Coelenterata bentuk polip. Contoh Coelenterata berbentuk polip yang membentuk
gamet adalah hydra.
Coelentarata terbagi menjadi 4 kelas
yaitu Hydrozoa, Scyphozoa,
Anthozoa dan cubozoa. Pada praktikum kali ini kita hanya mengamati spesies dari
kelas Anthozoa saja, diantaranya fungiarepanda, S.gigantae dan. Namun kami
tetap membahas dari kelas Hydrozoa, Scyphozoa dan Cubozoa juga.
1. Kelas Hydrozoa
Hydrozoa (dalam bahasa
yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk
polip dan medusa dalam siklus hidupnya.Hydrozoa dapat hidup soliter. hidup di
dalam air tawar. Ujung tempat letaknya mulut disebut ujung Oral sedangkan yang
melekat pada dasar disebut ujung Aboral. Cara reproduksi hewan disebut adalah
dengan cara vegetatif maupun generatif. Contoh Hydrozoa adalah Hydra sp, Obelia sp, dan Gonionemus.
Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang
hidupnya berkoloni di laut.Obelia memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus
hidupnya.
Hydra sp
Bentuk tubuh Hydra seperti polip, hidup di air tawar. Ukuran tubuh Hydra antara 10 mm – 30 mm. Makanannya berupa tumbuhan kecil
dan Crustacea rendah. Bagian tubuh sebelah bawah tertutup membentuk kaki,
gunanya untuk melekat pada obyek dan untuk bergerak. Pada ujung yang berlawanan
terdapat mulut yang dikelilingi oleh hypostome dan di sekelilingnya terdapat 4-6 buah tentakel. Tentakel
berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan. Selanjutnya makanan dicernakan
di dalam rongga gastrovaskuler.
Perkembangan Hydra terjadi secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual terjadi melalui pembentukan
tunas/budding, kira-kira pada bagian samping tengah dinding tubuh Hydra. Tunas
telah memiliki epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut
terus membesar dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk menjadi
individu baru.
Perkembangbiakan secara seksual terjadi melalui peleburan sel telur (dari
ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan
berkembang sampai stadium gastrula. Kemudian embrio ini akan berkembang
membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas
dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di dasar perairan. Kemudian
bila keadaan lingkungan membaik, inti kista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.
Adapun klasifikasi dari Hydra adalah sebagai berikut :
Phylum: Coelenterata
Classis : Hydrozoa
Ordo : Hydroida
Genus : Hydra
Species: Hydra sp
2. Kelas Scyphozoa
Scyphozoa
(dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk dominan
berupa medusa dalam siklus hidupnya.Medusa Scyphozoa dikenal dengan
ubur-ubur.Medusa umumnya berukuran 2 – 40 cm.Reproduksi dilakukan secara
aseksual dan seksual.Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara
aseksual hanya pada tingkat larva. Larva disebut Planula, kemudian
menjadi polip yang disebut Skifistoma. Dari skifistoma terbentuk medusa yang
disebut Efira..Contoh Scyphozoa adalah Cyanea, Chrysaora fruttescens,
dan Aurelia aurita
Aurelia Aurita
Ciri-ciri
morfologi dari ubur-ubur antara lain: tubuhnya berbentuk seperti payung atau
lonceng ukuran tubuhnya relative besar. Polip Aurelia berukuran kurang lebih 5
mm, terikat pada suatu objek di dasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar
antara 7,5 cm hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. saluran
pencernaan makanan ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengahpermukaan tubuh
sebelah bawah muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah.
Ubur-ubur memiliki mulut di tengah, dikelilingi oleh empat palps dan organ
seks, terdapat empat mulut pusat. ubur-ubur memiliki
tentakel pinggiran tepi. Ubur-ubur berenang dengan kontrak dan otot-otot.
Kontraksi otot-otot mengencangkan bagian bawah, seperti mencabut drawstrings di
tas. Hal ini akan memaksa air keluar melalui bagian bawah, dan mendorong
ubur-ubur ke depan. Relaksasi otot membuka untuk mempersiapkan diri untuk
kontraksi lagi. Pada ubur-ubur dengan berbentuk piring
ini dapat mengakibatkan gerakan dendeng, kontraksi kuat memberikan gerak
kuat. Kontraksi otot-otot perifer dikendalikan oleh jaringan saraf.
Tidak ada otak mengendalikan atau sistem saraf pusat untuk koordinasi
bantuan.
Pada dinding delapan sensitif terhadap cahaya, dan
delapan statocysts, yang membantu ubur-ubur mempertahankan diri. Juga
terkait dengan ini adalah lubang chemosensory, mungkin digunakan dalam
mendeteksi makanan. Organ indra terjadi dalam delapan kantong sekitar
tepi bel, dan Di bawah dan sekitar mulut biasanya terdapat empat lengan lisan,
pada beberapa ubur-ubur raksasa, senjata-senjata oral mungkin diperbesar
sebanyak 40 meter panjang,. Ada juga renda kecil tentakel bel dari
medusa. Lengan lisan dan sel-sel penyengat yang disebut cnidocysts terkenal,
yang digunakan baik untuk pertahanan dan untuk melumpuhkan mangsanya.
Ubur-ubur hanya berhabitat di
perairan dangkal dan dalam di laut.
Klasifikasi
Adapun
klasifikasi dari Ubur-ubur (Aurelia aurita) adalah sebagai berikut
:
Kingdom
: Animalia
Filum :
Cnidaria
Class :
Scyphozoa
Famili :
Aureliae
Genus :
Aurelia
Spesies
: Aurelia aurita
3.
Kelas Anthozoa
Anthozoa
berasal dari bahasa yunani, Anthos yang berarti bunga, dan Zoon
yang berarti hewan. Hewan pada kelas
ini memiliki banyak tentakel yang
berwarna-warni seperti bunga. Anthozoa melimpah jumlahnya di laut hangat
dangkal secara berkoloni. Sepanjang garis pantai sampai kedalaman 17.400 kaki.
Kelas Anthozoa merupakan kelas yang terbanyak anggotanya dari filum
coelenterate, yaitu sekitar 6.000 spesies. Anthozoa bereproduksi secara
aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan
gamet. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa, hanya bentuk polip. Polip
Anthozoa berukuran lebih besar dari tiga kelas Coelenterata lainnya. Hewan pada
kelas Anemon ada yang hidupnya soliter seperti anemone, atau berkoloni seperti
karang (koral).Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, S.gigantea
(Anemon laut), dan turbinaria.
Namun
pada praktikum kali ini kita mengamati spesies dari kelas anthozoa hanya
fungiarepanda, S.gigantae.
Fungia repanda
Karang ini umumnya dijumpai hidup pada kedalaman 5-15 meter. Polip berbentuk sirkular, diameternya mencapai 30 mm. Septa hampir sama dengan polip perimeter, gigi septal bagus tapi terlihat jelas, tidak mempunyai cuping tentakuler. Fungia repanda umumnya berwarna coklat dengan warna tentakel yang lebih muda. Sepintas karang ini mirip dengan F. scabra, F. concinna, dan F. fungites. Tersebar dari Perairan Indonesia, Madagaskar, Philipina, papua New Guinea, Tanzania, Solomon dan Australia. Karang ini umumnya banyak hidup di daerah reef slopes dan goba yang dangkal.
Adapun klasifikasi dari Fungia repanda adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Coelentarata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Hexa corallia
Famili : Fungiidae
Genus : Fungia
Spesies : Fungia repanda
Stichodactyla
gigantea
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Coelentarata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Actiniarin
Famili : Stichodactylidae
Genus : Stichodactyla
Spesies : Stichodactyla gigantea
Stichodactyla gigantea tumbuh sangat besar
(sampai satu meter), memiliki kolom pusat tipis, dan memiliki tentakel sedikit
lebih panjang yang memberikan anemon ini berbulu penampilan. Stichodactyla
gigantea berada di flat pasir intertidal dangkal, dimana itu adalah
predator oportunistik dan pemulung, memakan hewan materi, ikan dan invertebrata
dicuci masuk dan keluar dengan air pasang. Seperti Stichodactyla haddoni,
raksasa karpet anemon akan membutuhkan tempat tidur pasir jauh di dalam akuarium rumah, meskipun berbeda, tidak bisa
menarik diri sepenuhnya dibawah pasir. Raksasa karpet anemon terjadi dengan
warna biru, merah, hijau, ungu dan pink. Meskipun menarik, Stichodactyla
gigantea sangat sulit untuk mempertahankan karena ukuran dan pencahayaan.
4.
Cubuzoa
Cnidaria milik Cubozoa kelas yang
berbentuk kubus dan memiliki penampilan seperti kotak yang berbeda, karenanya,
Cubozoa namanya Lebih dikenal sebagai ubur-ubur Kotak, ini invertebrata
cnidarian membanggakan menjadi makhluk yang paling beracun dan berbisa di dunia
acquatic. Ini adalah Cnidaria medusa. kelas Cubozoa adalah
invertebrata cnidarian dibedakan oleh medusa mereka berbentuk kubus. Ubur-ubur
kotak terkenal karena racun yang sangat kuat dihasilkan oleh beberapa spesies.
Seiring dengan Chironex fleckeri, Carukia barnesi dan kingi Malo adalah salah
satu makhluk yang paling berbisa di dunia. Sengatan dari spesies ini sangat
menyakitkan dan sering fatal bagi hewan mangsa dan manusia.
Contoh dari kelas cubuzoa:
v Chironex
fleckeri
Chironex fleckeri, umumnya dikenal
sebagai tawon laut, adalah spesies ubur-ubur kotak yang
ditemukan di perairan pantai dari Australia dan
utara ke Filipina dan Vietnam Spesies
ini telah dideskripsikan sebagai "ubur-ubur paling mematikan di dunia.
Spesies ini terkenal karena sengatannya, C. fleckeri memiliki
tentakel dengan panjang hingga 3 m (9.8 kaki).
yang ketika kontak dan menyampaikan racun yang sangat kuat. Disengat biasanya
menyebabkan rasa sakit luar biasa, dan jika area sengatan signifikan, korban
yang tidak diobati bisa mati dalam sedikitnya tiga menit. Jumlah racun
dalam satu spesies dikatakan cukup untuk membunuh 60 manusia dewasa (meskipun
kebanyakan sengatan ringan).
Kingdom:
|
|
Filum:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
Chinorex fleckeri
|
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum
ini adalah ,Coelentarata adalah hewan
invertebrata yang memiliki rongga tubuh. Rongga tersebut digunakan sebagai alat
pencernaan (gastrovaskuler). Coelentarata
memiliki organisasi jaringan sangat sederhana, dengan hanya dua lapisan sel,
eksternal dan internal. Ceoloentarata mempunyai bentuk
tubuh polip atau medusa
Coelentarata
dibedakan dalam empat kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus
hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, Anthozoa dan Cubozoa. Namun pada praktikum kali ini kita hanya mengamati dari
kelas anthozoa saja dengan spesies Fungia
repanda dan S.gigantea
Fungia repanda
dijumpai hidup pada kedalaman 5-15 meter. Polip berbentuk sirkular, diameternya
mencapai 30 mm. Septa hampir sama dengan polip perimeter, gigi septal bagus
tapi terlihat jelas, tidak mempunyai cuping tentakuler. Fungia repanda umumnya
berwarna coklat dengan warna tentakel yang lebih muda.
Stichodactyla gigantea tumbuh
sangat besar (sampai satu meter), memiliki kolom pusat tipis, dan memiliki
tentakel sedikit lebih panjang yang memberikan anemon ini berbulu.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A, dkk.
2003. Biologi Edisi Kelima - Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Lasinrangaditia. laporan-coelenterata.2013 [Diunggah pada tanggal 30
Oktober 2014 pukul 05:30]
Rifkanice.coelenterata.2011 [Diunggah pada tanggal 29 Oktober 2014 pukul
20:00]
Uzi.agusti.hewan-bunga-bertentakel.2013[Diunggah pada tanggal 29 Oktober
2014 pukul 19:30]
Windyariani, Sistiana.2013.Petunjuk Praktikum Zoologi
Invertebrata.Sukabumi:Laboratorium Biologi FKIP UMMI.
LAMPIRAN
1. Dapatkah
anda menemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap spesies yang anda temukan?
Tuliskan persamaan-persamaan tersebut!
Jawab :
Berdasarkan
data dari hasil pengamatan di atas, dapat dilihat jika spesies – spesies
Coelenterata diatas memiliki persamaan, yaitu memiliki tentakel, mulut, rongga
gastrovaskuler dan simetri tubuhnya diploblastik radial. Semua persamaan di
atas merupakan ciri khas dari filum Coelenterata.
2.
Dapatkah
anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap spesies tersebut sehingga
dimasukkan pada classis yang berbeda? Tuliskan perbedaan-perbedaannya!
Jawab :
Perbedaanya dapat di lihat berdasarkan ada tidaknya cakram basal serta
berdasarkan bentuknya. Bentuknya ada yang
polip atau medusa.
3.
Tuliskan
ciri khas dari tiap-tiap classis pada kolom berikut:
Classis
|
Ciri
khas
|
Hydrozoa
|
Bentuk mirip ular
laut (Hydro), memiliki cakram basal untuk melekat, fase hidup berbentuk polip
dan medusa, tetapi yang lebih dominan dan bertahan lama adalah fase polip.
|
Scyphozoa
|
Bentuk mirip mangkuk
(Schypo), fase hidup polip dann medusa, sedangkan yang lebih dominan adalah
fase medusa
|
Anthozoa
|
Bentuk mirip bunga
(Antho), memiliki cakram basal, Fase hidup berupa polip dan medusa, namun
karena fase medusa tereduksi maka dapat dikatakan hanya memiliki fase polip
saja, hidup di dasar laut serta
menghasilkan sekret zat kapur.
|
4.
Tuliskan
kegunaan dan manfaat dari spesies-spesies Coelentarata yang anda temukan
Jawab :
Coelenterata terutama
kelas Anthozoa yaitu koral atau karang
merupakan komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu
karang merupakan tempat hidup beragam jenis hewan dan ganggang dimana beragam
jenis ikan dan hewan laut bertelur dan mencari makan. Keanekaragaman organisme
terumbu karang yang paling tinggi terdapat di Asia Tenggara, dari Filipina dan
Indonesia hingga Great Barier Reef di
Australia. Dua puluh lima persen ikan yang dikonsumsi manusia juga hidup pada
ekosistem ini. Selain itu, terumbu karang sangat indah sehingga dapat di jadikan objek
wisata. Karang di pantai sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk
mencengah pengikisan pantai, selain itu terumbu karang memiliki nilai ekonomis
yang tinggi sebagai barang properti.
5.
Dari
teori perkuliahan atau buku sumber yang anda peroleh mengenai Filum
Colentarata, lengkapilah tabel berikut ini!
Filum
|
Pencernaan
Makanan
|
Ekskresi
|
Pernapasan
|
Sistem
saraf
|
Reproduksi
|
Coelentarata
|
Ekstra sel : Rongga gastrovaskuler
Intra sel : Sel Berflagel
|
Difusi melalui
permukaan tubuh
|
Difusi melalui permukaan tubuh
( Obligat Aerob)
|
Sistem saraf difusi dengan ganglion yang
tersebar di seluruh bagian tubuh.
|
Vegetatif: Pembentukan tunas luar
Generatif : pembuahan ovum dan sperma
|
Gambar spesies dari ke 4 kelas
:
Hydra sp Fungia repanda
Chinorex fleckeri
S. gigantea Aurelia
aurita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar