Sabtu, 22 November 2014

TUGAS BIOLOGI



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tugas akhir semester ini.
Kami susun berdasarkan pemahaman sehari-hari yang membahas “PEMILU karena ini mudah dipahami. Dengan pemahaman ini, diharapkan mahasiswa semakin bertambah  pengetahuannya, mampu menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan pengetahuan kewarganegaraan yang ada di mata kuliah pendidikan pancasila yang membahas pemilihan umum yang ada dalam kehidupan berbabangsa dan bernegara sebagai yang menjadi hak bagi masyarakat yanga menentukan bangsa ini untuk kedepannya, dan mahasiswa semakin aktif sehingga mampu memecahkan masalah sehari-hari khususnya yang berhubungan dengan pengetahuan tentang pemilu. Selanjutnya, kami  juga berharap agar mahasiswa semakin tertarik mengembangkan hak dan kewajibannya.
Kami mengharap keritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi peningkatan kualitas penulisan tugas makalah ini.
Kami ucapkan terima kasih. Semoga tugas makalah ini benar-benar bermamfaat dalam rangka turut mencerdaskan bangsa.




Sukabumi, 2 Juli 2014

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................1
DAFTAR ISI ...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULAN .........................................................................................3
A.    Latar Belakang ............................................................................................3
B.     Rumusan Masalah .......................................................................................3
C.     Tujuan .........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................4
BAB III PENUTUP .................................................................................................8














BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pemilihan Umum merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat sebagai wujud keikutsertaan seluruh rakyat Indonesia dalam penyelenggaraan Pemerintahan Negara berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945.
Sepanjang perjalanan sejarah, bangsa Indonesia telah melaksanakan Pemilihan Umum sebanyak 9 (sembilan) kali dengan rincian 1 (satu) kali pada Era Orde Lama, 6 (enam) kali pada Era Orde Baru dan 2 (dua) kali pada Era Reformasi. Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2004 sangat berbeda bila dibandingkan dengan penyelenggaraan Pemilu sebelumnya. Perbedaan dimaksud antara lain pada Penyelenggara pada Pemilu yang lalu penyelenggara disebut PPD (Panitia Pemilihan Daerah) merupakan gabungan dari Parpol yang ada serta perwakilan dari unsur Pemerintah dan bersifat sementara, sedangkan pada penyelenggaraan Pemilu tahun 2004 sebagai Penyelenggara adalah Komisi Pemilihan Umum dengan jumlah personil 5 (lima) orang melalui seleksi secara berjenjang, memiliki masa kerja 5 (lima) tahun bersifat Nasional, tetap dan mandiri. Disisi lain pada Pemilu sebelumnya hanya memilih Calon Legislatif tetapi pada Pemilu sekarang temasuk memilih Calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) serta sekaligus memilih Presiden dan Wakil Presiden.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pemilu ini wajib diselenggarakan oleh semua pihak?
2.      Bagaimana dengan pemilu tahun ini?
C.    Tujuan
1.      Pemilihan umum ini wajib dilaksanakn oleh seluruh masyarakat yang menepati suatu negara yang mempunyai hak dan berkewajiban untuk memilih.
2.      Mampu mengenali calon DDP

BAB II
PEMBAHASAN
Dalam melaksanakan tugas PEMILU di TPS 2 di Desa Manggis Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi berpedoman pada Program, Tahapan dan Jadwal Waktu Penyelenggaraan Pemilu yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum Pusat. Secara umum seluruh rangkaian penyelenggaraan Pemilu di Desa Manggis Kecamatan Cicantayan dapat berjalan lancar, masalah-masalah yang timbul sebagai perkembangan dinamika dalam setiap penyelenggaraan kegiatan dapat diselesaikan secara baik dengan mengedepankan langkah koordinasi dengan semua pihak terkait.
Bagi instansi setiap selesai melaksanakan kegiatan mempunyai kewajiban membuat laporan pertanggungjawaban tentang pelaksanaan kegiatan, hal itu pun berlaku bagi Tempat Pemilihan Suara Desa Manggis Kecamatan Cicantayan. Agar setiap kegiatan yang diselenggarakan dapat berdaya dan berhasil guna, transparan Tempat Pemilihan Suara Desa Manggis Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi selalu berupaya menjalin komunikasi, koordinasi dengan semua pihak yang terkait sehingga semua kegiatan dapat terlaksana sesuai jadual yang telah ditetapkan.
Tempat Pemilihan Suara (TPS)
Data yang saya dapatkan dari TPS 2 lokasinya di kampung Manggis Desa Manggis Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi.
Panitia Pemilihan Suara (PPS)
  • Panitia Pemilihan lengkap di TPS 2.
  • Petugas paham hal-hal teknis pemilihan, misalkan menggunakan KTP atau DPT, fungsi 4 kotak suara KPU, pemisahan letak bilik suara dan kotak suara, fungsi tinta, mengecek tinta pada jari pemilih yang datang, cara pencoblosan Petugas pertama pendaftaran pemilihan memberikan surat suara ke pada petugas. Selanjutnya, petugas 2 menyocokan surat suara dengan data pemilihan tetap kemudian petugas 3 memanggil pemilih untuk mencoblos surat suara yang sudah ditandatangani oleh ketua TPS dan petugas 4 menjaga kotak suara.
  • Petugas netral: Di depan bilik suara, KPPS mengarahkan pemilih untuk memilih calon yang sesuai dengan pilihannya masing-masing.
  • Di Formulir C1 ditunjukkan, diberikan ataupun ditandatangani oleh Saksi.
Susunaan panitia
Ketua panitia: Jejen
Anggota: Ae dan Nded
Jumlah pengwas 4 orang dan jumlah saksi 2 orang.
Proses Pemilihan
·         Syarat untuk jadi pemilih adalah:
ü  Berusia 17 tahun ke atas atau sudah pernah menikah
ü  Purnawirawan/sudah tidak lagi menjadi anggota TNI/Kepolisian.
·         Pemiihan langsung bebas rahasia.
  • Pemilih di bawah umur tidak temukan di TPS kampung Manggis, desa Manggis kabupaten Sukabumi.
  • Pemilih yang mencoblos lebih dari satu kali terjadi hanya 20%.
Keadaan Pemilihan
Kedaan ketika pemilihan sangat aman dan tertib, tidak ada kerusuhan selama pemilihan umum berlangsung aman terkendali dan suara masyarakat terutama untuk Provinsi, DPD dan DPR RI tidak dijual; Di TPS ini, Masyarakat tidak diminta untuk memilih calon tertentu.

Tingkat Sumber Daya Manusia Pemilih
·         Mayoritas pekerjaan Pemilih di kampung Manggis Desa Manggis Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi sangat beragam diantaranya yaitu; Petani 60%, Pedagang/Wirausaha 10%, PNS 5%, Buruh 15%, dan Wiraswasta 10%.
·         Mayoritas Agama Pemilih di kampung Manggis Islam
·         Mayoritas jenjang sekolah di kampung Manggis beragam dari jengjang SD 100 % lulusan dan yang melanjut ke Jenjang SMP/MTs 60% dan jenjang SMA/MA 30% selanjutnya untuk perguruan tinggi/PT 10%, akan tetapi di kampung Manggis orangtua dulu kebanyakan tidak sekolah.
Tingkat partisipasi
Tigkat partisipasi pemilih di TPS 2, kampung Manggis Desa Manggis Kecamatan Cicantayan dengan persentase 80%. Dengan demikian, pada pemilu tahun ini akan menyasar semua kalangan pemilihan pemula hingga kaum disabilitas untuk turut serta menjadi partisipasi pemilu. Khusus untuk pemilih pemula, kebanyakan masih menganggap pemilu itu menyulitkan. Kurangnya sosialisasi tentang pemilu, serta ketidak tahuan pemilihan pemula tentang partai politik dan calon-calon anggota legislatifnya acapkali menyulitkan mereka untuk memilih.
Petugas Keamanan
  • Petugas keamanan menyebar secara merata. TPS 2 Kampung Manggis yang aparat kemananan berjumlah 10 orang
  • Petugas keamanan berada dekat lokasi TPS, kemudian memperhatikan atau tidak membiarkan  pelanggaran.
  • Petugas keamanan mengikuti proses penghitungan suara.


 Waktu pelaksanaan
  • Pembukaan oleh ketua
  • Di TPS 2 yang memulai pencoblosan  pukul 07:00 WIB. 
  • Membacakan tata tertib
  • Pembukaan kotak suara disaksikan oleh saksi, panitia, dan pengawas menghitung surat suara dari kotak suara. Selanjutnya, memberikan formulir model C1 dan daftar pemilih tetap.
Pelaksanaan Pemilu tahun 2014 membutuhkan aparat penyelenggara di tingkat Kecamatan, Kelurahan/Desa dan Tempat Pemungutan Suara. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD, penyelenggara pemilu di tingkat Kecamatan adalah Panitia Pemilihan Kecamatan yang disingkat dengan PPK. Penyelenggara Pemilu di tingkat Kelurahan atau Desa adalah Panita Pemungutan Suara, disingkat PPS. Sedangkan penyelenggara pemilu tingkat terbawah yaitu TPS adalah Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara atau disingkat KPPS. PPK dan PPS dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota sedangkan KPPS dibentuk oleh PPS.








BAB III
PENUTUP

Sejalan dengan tuntutan penyelenggaraan Pemilu yang demokratis, maka penyelenggaraan Pemilu harus dilaksanakan secara lebih berkualitas agar lebih menjamin kompetisi sehat, partisipatif, keterwakilan yang lebih tinggi dan memiliki mekanisme pertanggungjawaban yang jelas.
Di samping itu agar pemilu dapat berjalan dengan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, maka proses pelaksanaannya harus dapat diakses dan dipantau oleh publik. Oleh karena itu peran pemantauan pemilu sangatlah penting. Undang-undang Pemilu membuka peluang partisipasi lembaga swadaya masyarakat, badan hukum dan perwakilan pemerintah asing untuk melakukan kegiatan pemantauan penyelenggaraan pemilu.
Di Kampung Manggis Desa Manggis Kecamatan Cicantayan beberapa lembaga pemantau pemilu melakukan tugas pemantauannya, baik pemantau local, nasional maupun dari luar negeri.










Jumat, 21 November 2014

TUGAS BILOGI



COELENTARATA
(Y, Coeles: rongga; enteron: usus)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Dasar Teori
Coelentarata tubuhnya simetris radial, diploblastik (terdiri dari dua lapisan sel, yaitu ektodermis dan gastrodermis/ endodermis) hewan ini ditengah-tengah tubuhnya mempunyai rongga yang disebut rongga gastrovaskuler yang berfungsi sebagai usus, yaitu sebagai alat pencernaan dan pengedar sari makanan.
Pada Coelentarata hanya terdapat satu lubang yang dianggap sebagai mulut, serta disekitarnya dilengkapi tentakel yang berfungsi sebagai alat gerak, penangkap mangsa dan untuk memasukkan makanan kedalam mulutnya. Tidak mempunyai usus, tidak ada kepala dan belum mempunyai organ dan system organ pada tubuhnya.
Semua Coelentarata hidup di air, sebagian besar hidup di air laut dan sebagian kecil hidup di air tawar, contohnya Hydra.
Coelentarata memiliki dua macam bentuk tubuh, yaitu polip sifatnya sessile (hidup melekat pada suatu tempat) dan nedusa yang biasa hidup berenang bebas dalam air.
Beberapa Coelentarata bermanfaat menjadikan taman laut yang indah memiliki nilai ekonomi yang penting.
1.2  Tujuan
1.      Observasi bermacam-macam bentuk Coelentarata
2.      Menentukan kedudukan dalam klasifikasi

1.3  Alat dan Bahan
a.       Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop dan perlengkapannya, kaca objek, kaca penutup, pipet tetes, kaca arloji, loupe.
b.      Bahan
Bahan yang digunakan adalah preparat segar, awetan hydra, beberapa awetan basah dan kering Coelentarata.

1.4   Prosedur Kerja
a.       Mengambil Hydra segar dengan menggunakan pipet ke dalam arloji yang berisi air bersih. Memeperhatikan gerakannya (salto atau merangkak). Mengamati dibawah binokuler atau loupe, diukur kira-kira berapa besar Hydra yang diamati? Memperhatikan warnanya, mengelompokkan berdasarkan jenis Hydra tersebut!
b.      Morfologi (struktur tubuh Hydra)
Menunjukkan dan mengamati bagian-bagian dibawah ini:
§  Cakram basal (bagian dasar) untuk melekatkan diri
§  Ujung atas (conus) terdapat mulut dan dikelilingi oleh tentakel-tentakel.
Berapa jumlahnya? Apakah fungsi tentakel dilengkapi oleh Nematocyt?
§  Tangkai tubuh (batang)
§  Tunas dibentuk hasil reproduksi secara aseksual sedangkan reproduksi seksualnya menghasilkan testis dan ovarium. Bagaimana letak masing-masing organ tersebut?
§  Untuk pengamatan Obelia, mengambil sebagian ujung Obelia ditempatkan pada kaca objek yang telah ditetesi air, lalu ditutup dan mengamati dibawah mikroskop monokuler, menunjukkan bagian-bagian yang terdapat dalam koloni dewasa dan Obelia seperti perisarc, Coenosarc, Gonangium, dan Hydranth.
§  Untuk pengamatan Coelentarata lain cukup menggunakan loupe saja.



BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1  Hasil pengamatan
No
Nama spesies
Simetris tubuh
Bentuk polip
Bentuk medusa
Mulut
Tentakel
Cakram basal
Gastro-vaskuler
Keran-gka
Classis
1.
Fungiarepanda
Radial
ü   
-
ü   
-
ü   
ü   
Silikat
Anthozoa
2.
Stichodactyle gigantea
Radial
ü   
-
ü   
ü   
ü   
ü   
Silikat
Anthozoa


2.2  Pembahasan
            Pada praktikum kali ini, kita mengamati hewan yang memiliki tulang belakang (Invertebrata) yang berasal dari phylum coelentarata. Coelenterata berasal dari kata Yunani: koilos + enteron; Koilos = rongga, enteron = usus, sering disebut sebagai hewan berongga.
Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan mulut. Coelenterata yang berbetuk medusa tidak memiliki bagian kaki. Coelenterata pada fase polip umumnya hidup soliter (sendiri), tapi ada pula yang membentuk koloni, melekat pada dasar perairan, tidak dapat bergerak bebas, asehingga menyerupai tumbuhan yang tertambat. Di dalam tubuh polip ini terdapat rongga gastrovaskuler yang fungsinya sebagai usus. Di bagian atas terdapat mulut dan tentakel untuk berperan untuk menangkap mangsa. Tentakel punya sel racun (knidoblast) atau sel penyengat (nematosis)  Polip merupakan fase vegetatif pada coelenterata, karena bisa melakukan fragmentasi pemutusun bagian dari tubuhnya itu untuk membentuk individu baru .
Selain fase polip, terdapat pula fase medusa. Fase medusa merupakan fase generatif (seksual), dimana pada fase ini menghasilkan sel telur dan sel sperma. Medusa dapat melepaskan diri dari induk dan berenang bebas di perairan. Bentuknya seperti payung dan punya tentakel yang melambai-lambai. Kita biasa menamakannya dengan ubur-ubur .
Coelenterata mempunyai rongga besar di tengah-tengah tubuhnya yang berfungsi seperti usus pada hewan-hewan tingkat tinggi. Rongga itu disebut rongga Gastrovaskuler. Simetri tubuhnya Radial dan terdapat Tentakel disekitar mulutnya yang berfungsi untuk menangkap dan memasukkan makanan ke dalam tubuhnya. Tentakel vang dilengkapi sel Knidoblas yang mengandung racun sengat disebut Nematokis (ciri khas dari hewan berongga). Coelenterata termasuk hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm (epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis). Ektoderm berfungsi sebagai pelindung sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan. Sel-sel gastrodermis berbatasan dengan coelenteron atau gastrosol.
Sistem saraf  terdapat pada mesoglea. Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis. Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.
Sebagian besar Coelenterata hidup di laut kecuali hydra sp. dan beberapa jenis lainnya. Hewan tersebut mempunyai dua fase bentuk tubuh yaitu fase Polip dan fase Medusa. Polip adalah fase saat hewan melekat pada suatu substrat (tidak dapat berpindah) sedangkan medusa adalah fase saat hewan dapat bergerak bebas.
Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air. Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut. Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni.  Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas. Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip. Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan sperma).G amet dihasilkan oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip. Contoh Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra.
            Coelentarata terbagi menjadi 4 kelas yaitu  Hydrozoa, Scyphozoa, Anthozoa dan cubozoa. Pada praktikum kali ini kita hanya mengamati spesies dari kelas Anthozoa saja, diantaranya fungiarepanda, S.gigantae dan. Namun kami tetap membahas dari kelas Hydrozoa, Scyphozoa dan Cubozoa juga.

1.      Kelas Hydrozoa
                     Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.Hydrozoa dapat hidup soliter. hidup di dalam air tawar. Ujung tempat letaknya mulut disebut ujung Oral sedangkan yang melekat pada dasar disebut ujung Aboral. Cara reproduksi hewan disebut adalah dengan cara vegetatif maupun generatif. Contoh Hydrozoa adalah Hydra sp, Obelia sp, dan Gonionemus.
 Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut.Obelia memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.

      Hydra sp
            Bentuk tubuh Hydra seperti polip, hidup di air tawar. Ukuran tubuh Hydra antara 10 mm – 30 mm. Makanannya berupa tumbuhan kecil dan Crustacea rendah. Bagian tubuh sebelah bawah tertutup membentuk kaki, gunanya untuk melekat pada obyek dan untuk bergerak. Pada ujung yang berlawanan terdapat mulut yang dikelilingi oleh hypostome dan di sekelilingnya terdapat 4-6 buah tentakel. Tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan. Selanjutnya makanan dicernakan di dalam rongga gastrovaskuler.
            Perkembangan Hydra terjadi secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual terjadi melalui pembentukan tunas/budding, kira-kira pada bagian samping tengah dinding tubuh Hydra. Tunas telah memiliki epidermis, mesoglea dan rongga gastrovaskuler. Tunas tersebut terus membesar dan akhirnya melepaskan diri dari tubuh induknya untuk menjadi individu baru.
            Perkembangbiakan secara seksual terjadi melalui peleburan sel telur (dari ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil peleburan membentuk zigot yang akan berkembang sampai stadium gastrula. Kemudian embrio ini akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada obyek di dasar perairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, inti kista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra baru.
           

            Adapun klasifikasi dari Hydra adalah sebagai berikut :
Phylum:           Coelenterata
Classis :           Hydrozoa
Ordo    :           Hydroida
Genus  :           Hydra
Species:           Hydra sp

2.      Kelas Scyphozoa
                     Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya.Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur.Medusa umumnya berukuran 2 – 40 cm.Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual.Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual hanya pada tingkat larva. Larva disebut  Planula, kemudian menjadi polip yang disebut Skifistoma. Dari skifistoma terbentuk medusa yang disebut Efira..Contoh Scyphozoa adalah Cyanea, Chrysaora fruttescens, dan Aurelia aurita

Aurelia Aurita
                 Ciri-ciri morfologi dari ubur-ubur antara lain: tubuhnya berbentuk seperti payung atau lonceng ukuran tubuhnya relative besar. Polip Aurelia berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu objek di dasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. saluran pencernaan makanan ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengahpermukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah.
Ubur-ubur memiliki mulut di tengah, dikelilingi oleh empat palps dan organ seks, terdapat  empat   mulut pusat.  ubur-ubur memiliki tentakel pinggiran tepi. Ubur-ubur berenang dengan kontrak dan otot-otot. Kontraksi otot-otot mengencangkan bagian bawah, seperti mencabut drawstrings di tas.  Hal ini akan memaksa air keluar melalui bagian bawah, dan mendorong ubur-ubur ke depan.  Relaksasi otot membuka untuk mempersiapkan diri untuk kontraksi lagi.  Pada  ubur-ubur dengan  berbentuk piring  ini dapat mengakibatkan gerakan dendeng, kontraksi kuat memberikan gerak kuat.  Kontraksi otot-otot perifer dikendalikan oleh jaringan saraf.  Tidak ada otak mengendalikan atau sistem saraf pusat untuk koordinasi bantuan.
 Pada dinding  delapan   sensitif terhadap cahaya, dan delapan statocysts, yang membantu ubur-ubur mempertahankan diri.  Juga terkait dengan ini adalah lubang chemosensory, mungkin digunakan dalam mendeteksi makanan.  Organ indra terjadi dalam delapan kantong sekitar tepi bel, dan Di bawah dan sekitar mulut biasanya terdapat empat lengan lisan, pada  beberapa ubur-ubur raksasa, senjata-senjata oral mungkin diperbesar sebanyak 40 meter panjang,.  Ada juga renda kecil tentakel bel dari medusa.  Lengan lisan dan sel-sel penyengat yang disebut cnidocysts terkenal, yang digunakan baik untuk pertahanan dan untuk melumpuhkan mangsanya. 
            Ubur-ubur hanya berhabitat  di perairan dangkal dan dalam di laut.
     Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Ubur-ubur (Aurelia aurita)  adalah sebagai berikut :
 Kingdom             :           Animalia
Filum                    :          Cnidaria
 Class                    :           Scyphozoa
 Famili                  :           Aureliae
Genus                   :           Aurelia
 Spesies                 :          Aurelia aurita


3.      Kelas Anthozoa
                     Anthozoa berasal dari bahasa yunani, Anthos yang berarti bunga, dan Zoon yang berarti  hewan. Hewan pada kelas ini  memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga. Anthozoa melimpah jumlahnya di laut hangat dangkal secara berkoloni. Sepanjang garis pantai sampai kedalaman 17.400 kaki. Kelas Anthozoa merupakan kelas yang terbanyak anggotanya dari filum coelenterate, yaitu sekitar 6.000 spesies. Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa, hanya bentuk polip. Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari tiga kelas Coelenterata lainnya. Hewan pada kelas Anemon ada yang hidupnya soliter seperti anemone, atau berkoloni seperti karang (koral).Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, S.gigantea (Anemon laut), dan turbinaria.
                     Namun pada praktikum kali ini kita mengamati spesies dari kelas anthozoa hanya fungiarepanda, S.gigantae.

Fungia repanda

Karang ini umumnya dijumpai hidup pada kedalaman 5-15 meter. Polip berbentuk sirkular, diameternya mencapai 30 mm. Septa hampir sama dengan polip perimeter, gigi septal bagus tapi terlihat jelas, tidak mempunyai cuping tentakuler. Fungia repanda umumnya berwarna coklat dengan warna tentakel yang lebih muda. Sepintas karang ini mirip dengan F. scabra, F. concinna, dan F. fungites. Tersebar dari Perairan Indonesia, Madagaskar, Philipina, papua New Guinea, Tanzania, Solomon dan Australia.  Karang ini umumnya banyak hidup di daerah reef slopes dan goba yang dangkal.
            Adapun klasifikasi dari Fungia repanda adalah sebagai berikut :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Coelentarata
Kelas               : Anthozoa
Ordo                : Hexa corallia
Famili              : Fungiidae
Genus              : Fungia
Spesies            : Fungia repanda

Stichodactyla gigantea
Klasifikasi
Kingdom      : Animalia
Filum            : Coelentarata
Kelas            : Anthozoa
Ordo             : Actiniarin
Famili           : Stichodactylidae
Genus           : Stichodactyla
Spesies          : Stichodactyla gigantea
      Stichodactyla gigantea tumbuh sangat besar (sampai satu meter), memiliki kolom pusat tipis, dan memiliki tentakel sedikit lebih panjang yang memberikan anemon ini berbulu penampilan. Stichodactyla gigantea berada di flat pasir intertidal dangkal, dimana itu adalah predator oportunistik dan pemulung, memakan hewan materi, ikan dan invertebrata dicuci masuk dan keluar dengan air pasang. Seperti Stichodactyla haddoni, raksasa karpet anemon akan membutuhkan tempat tidur pasir jauh di dalam  akuarium rumah, meskipun berbeda, tidak bisa menarik diri sepenuhnya dibawah pasir. Raksasa karpet anemon terjadi dengan warna biru, merah, hijau, ungu dan pink. Meskipun menarik, Stichodactyla gigantea sangat sulit untuk mempertahankan karena ukuran dan pencahayaan.
4.      Cubuzoa

Cnidaria milik Cubozoa kelas yang berbentuk kubus dan memiliki penampilan seperti kotak yang berbeda, karenanya, Cubozoa namanya Lebih dikenal sebagai ubur-ubur Kotak, ini invertebrata cnidarian membanggakan menjadi makhluk yang paling beracun dan berbisa di dunia acquatic. Ini adalah Cnidaria medusa. kelas Cubozoa adalah invertebrata cnidarian dibedakan oleh medusa mereka berbentuk kubus. Ubur-ubur kotak terkenal karena racun yang sangat kuat dihasilkan oleh beberapa spesies. Seiring dengan Chironex fleckeri, Carukia barnesi dan kingi Malo adalah salah satu makhluk yang paling berbisa di dunia. Sengatan dari spesies ini sangat menyakitkan dan sering fatal bagi hewan mangsa dan manusia.

Contoh dari kelas cubuzoa:
v  Chironex fleckeri
Chironex fleckeri, umumnya dikenal sebagai tawon laut, adalah spesies ubur-ubur kotak yang ditemukan di perairan pantai dari Australia dan utara ke Filipina dan Vietnam Spesies ini telah dideskripsikan sebagai "ubur-ubur paling mematikan di dunia. Spesies ini terkenal karena sengatannya, C. fleckeri memiliki tentakel dengan panjang hingga 3 m (9.8 kaki). yang ketika kontak dan menyampaikan racun yang sangat kuat. Disengat biasanya menyebabkan rasa sakit luar biasa, dan jika area sengatan signifikan, korban yang tidak diobati bisa mati dalam sedikitnya tiga menit. Jumlah racun dalam satu spesies dikatakan cukup untuk membunuh 60 manusia dewasa (meskipun kebanyakan sengatan ringan).



Kingdom:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
Chinorex  fleckeri
















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah ,Coelentarata adalah hewan invertebrata yang memiliki rongga tubuh. Rongga tersebut digunakan sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler). Coelentarata memiliki organisasi jaringan sangat sederhana, dengan hanya dua lapisan sel, eksternal dan internal. Ceoloentarata mempunyai bentuk tubuh polip atau medusa
 Coelentarata dibedakan dalam empat kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, Anthozoa dan Cubozoa. Namun pada praktikum kali ini kita hanya mengamati dari kelas anthozoa saja dengan spesies Fungia repanda dan S.gigantea
Fungia repanda dijumpai hidup pada kedalaman 5-15 meter. Polip berbentuk sirkular, diameternya mencapai 30 mm. Septa hampir sama dengan polip perimeter, gigi septal bagus tapi terlihat jelas, tidak mempunyai cuping tentakuler. Fungia repanda umumnya berwarna coklat dengan warna tentakel yang lebih muda.
Stichodactyla gigantea tumbuh sangat besar (sampai satu meter), memiliki kolom pusat tipis, dan memiliki tentakel sedikit lebih panjang yang memberikan anemon ini berbulu.











DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A, dkk. 2003. Biologi Edisi Kelima - Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Lasinrangaditia. laporan-coelenterata.2013 [Diunggah pada tanggal 30 Oktober 2014 pukul 05:30]
Rifkanice.coelenterata.2011 [Diunggah pada tanggal 29 Oktober 2014 pukul 20:00]
Uzi.agusti.hewan-bunga-bertentakel.2013[Diunggah pada tanggal 29 Oktober 2014 pukul 19:30]
Windyariani, Sistiana.2013.Petunjuk Praktikum Zoologi Invertebrata.Sukabumi:Laboratorium Biologi FKIP UMMI.

















LAMPIRAN
1.      Dapatkah anda menemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap spesies yang anda temukan? Tuliskan persamaan-persamaan tersebut!
Jawab :
Berdasarkan data dari hasil pengamatan di atas, dapat dilihat jika spesies – spesies Coelenterata diatas memiliki persamaan, yaitu memiliki tentakel, mulut, rongga gastrovaskuler dan simetri tubuhnya diploblastik radial. Semua persamaan di atas merupakan ciri khas dari filum Coelenterata.
2.      Dapatkah anda menemukan perbedaan yang dimiliki oleh setiap spesies tersebut sehingga dimasukkan pada classis yang berbeda? Tuliskan perbedaan-perbedaannya!
Jawab :
Perbedaanya dapat di lihat berdasarkan ada tidaknya cakram basal serta berdasarkan bentuknya. Bentuknya ada yang  polip atau medusa.

3.      Tuliskan ciri khas dari tiap-tiap classis pada kolom berikut:
Classis
Ciri khas
Hydrozoa
Bentuk mirip ular laut (Hydro), memiliki cakram basal untuk melekat, fase hidup berbentuk polip dan medusa, tetapi yang lebih dominan dan bertahan lama adalah fase polip.
Scyphozoa
Bentuk mirip mangkuk (Schypo), fase hidup polip dann medusa, sedangkan yang lebih dominan adalah fase medusa
Anthozoa
Bentuk mirip bunga (Antho), memiliki cakram basal, Fase hidup berupa polip dan medusa, namun karena fase medusa tereduksi maka dapat dikatakan hanya memiliki fase polip saja,  hidup di dasar laut serta menghasilkan sekret zat kapur.

4.      Tuliskan kegunaan dan manfaat dari spesies-spesies Coelentarata yang anda temukan
Jawab :
Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau  karang merupakan komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup beragam jenis hewan dan ganggang dimana beragam jenis ikan dan hewan laut bertelur dan mencari makan. Keanekaragaman organisme terumbu karang yang paling tinggi terdapat di Asia Tenggara, dari Filipina dan Indonesia hingga  Great Barier Reef di Australia. Dua puluh lima persen ikan yang dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem ini. Selain itu, terumbu karang sangat indah sehingga dapat di jadikan objek wisata. Karang di pantai sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencengah pengikisan pantai, selain itu terumbu karang memiliki nilai ekonomis yang tinggi sebagai barang properti.
5.      Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang anda peroleh mengenai Filum Colentarata, lengkapilah tabel berikut ini!
Filum
Pencernaan Makanan
Ekskresi
Pernapasan
Sistem saraf
Reproduksi



Coelentarata
Ekstra sel : Rongga gastrovaskuler
Intra sel : Sel Berflagel

Difusi melalui permukaan tubuh
Difusi melalui permukaan tubuh
( Obligat Aerob)

Sistem saraf difusi dengan ganglion yang tersebar di seluruh bagian tubuh.
Vegetatif: Pembentukan tunas luar
Generatif : pembuahan ovum dan sperma






Gambar spesies dari ke 4 kelas :

    
         Hydra sp                             Fungia repanda                              Chinorex  fleckeri
                                                                                                                                                     
         
            S. gigantea                                          Aurelia aurita